Beranda » Kategori Produk » Fiksi (Kumpulan Puisi, Cerpen, Cergam, Roman, Novel, Komik) » SIKLUS KEHIDUPAN; KEMATIAN PELAKON (Mulai Watugunung sampai Anoman)

SIKLUS KEHIDUPAN; KEMATIAN PELAKON (Mulai Watugunung sampai Anoman)

Stok: Tersedia
Berat 300 gram
Kondisi Baru
Kategori Fiksi (Kumpulan Puisi, Cerpen, Cergam, Roman, Novel, Komik), Kategori Produk
Dilihat 243 kali
Diskusi Belum ada komentar
Bagikan

SIKLUS KEHIDUPAN; KEMATIAN PELAKON (Mulai Watugunung sampai Anoman)

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja Anda
Lanjut Belanja
Checkout
Rp 50.000
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan yang lebih cepat! Quick Order
SIKLUS KEHIDUPAN; KEMATIAN PELAKON (Mulai Watugunung sampai Anoman)
Rp 50.000
Tersedia
Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah:

Detail Produk SIKLUS KEHIDUPAN; KEMATIAN PELAKON (Mulai Watugunung sampai Anoman)

Karena cintanya, dia menunggu kematiannya. Kalimat paradoks ini terjadi. Kematian Patih Suwanda melalui sarana taring Rahwana sangat ditunggu oleh arwah Sukrasana, adik yang sangat menyayanginya. Kematian Bisma dinanti-nantikan oleh sukma Dewi Amba yang pernah disakiti hatinya oleh Bisma. Sukma Dewi Amba telah siap meraga sukma ke tubuh Srikandi untuk menjadi sarana Bisma gugur. Senjata Kunta Wijayandanu milik Adipati Karna sebagai saranasukma Kalabendana agar segera bisa bersatu dengan Gatotkaca, keponakan yang dicintainya, gugur di medan laga.

Sebab kesaktian, mereka harus mati dahulu. Kematian ketiga kesatria mahasakti putra Pandawa yang menjadi tumbal pertang Baratayudha: yaitu Raden Antareja putra Bima dengan Dewi Nagagini; Raden Antasena putra Bima dengan Dewi Urangayu; dan Raden Wisanggeni putra Arjuna dengan Dewi Dersanala. Mereka rela mati terlebih dahulu sebelum perang Baratayudha demi kemenangan para Pandawa.

Beberapa kematian pelakon yang sangat tragis. Prabu Dasamuka tewas terkena Pusaka Prabu Rama, Guwa Wijaya. Kepala Jayadrata telah terpenggal oleh Arjuna dengan panah Pasopati. Bima juga menguliti tubuh Sangkuni dan dibiarkan sekarat. Sangkuni baru mati ketika tubuhnya disandingkan dengan Duryudana yang sama-sama sekarat. Kekesalan Bima terlampiaskan dengan memelintir anggota tubuh Dursasana hingga tercerai-berai. Dilemparkannya ke segala penjuru bagian anggota badan Dursasana yang sudah tercerai-berai itu. Bima mengeluarkan aji Bayubraja lalu dihantamkan sekuat tenaga ke paha kiri Duryudana. Kemudian Bima mendekati Duryudana. Bima mengayunkan gadanya ke kepala Duryudana. Baladewa kemudian menghentikan pertarungan lalu menyatakan kemenangan Bima.

Penulis: Drs. Akhmad Askuri, M.Pd.
Editor: Sutaji, S.Pd., S.E., S.Kom,. M.Pdi., M.Si.
Penyunting : Tedy Asjad Krisnamukti
Tata letak & Perancang Sampul: Tomy Adel Wijaya
Penerbit: CV. MAHASURYA PUSTAKA, xi + 247, 17,6 x 25 cm
Redaksi: Jl. Kwaringan RT.02 RW.02 Gajah Ngoro Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur Telp. 08155172688
Email: mahasuryapustaka@yahoo.com

Ditambahkan pada: 9 March 2023
Produk Terkait
Diskusi Produk (0)

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Chat via Whatsapp
maha surya pustaka
⚫ Online
Halo, perkenalkan saya maha surya pustaka
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja